Selasa, 15 November 2011

Penikmat kerja vs penikmat hasil

Tahukah Anda bahwa terdapat 2 jenis manusia, yang jika dilihat dari
gaya kerjanya terdiri dari jenis Penikmat Kerja dan jenis Penikmat
Hasil?

Penikmat Kerja adalah mereka yang berorientasi pada proses, sedangkan
Penikmat Hasil adalah mereka yang berorientasi pada hasil akhir.

Dari keduanya, manakah yang lebih baik?

Tipe Penikmat Kerja (PK) cenderung menikmati setiap tahapan dari
pekerjaan mulai dari awal hingga akhir. Sejak dari pekerjaan baru
terselesaikan 5%, 10%, 20% , 40%, 80% sampai akhirnya tuntas 100%,
seorang PK selalu menikmati hasil karyanya tahap demi tahap secara
detail.

"Menikmati" di sini memiliki arti bahwa seorang PK selalu meneliti
kualitas kerjanya sejak dari permulaan, melalui tahapan-tahapan
sebagaimana disebut di atas, dan melakukan pemeriksaan final sesaat
sebelum pekerjaan tersebut dinyatakan selesai dengan memuaskan.

PK biasanya memiliki rasa seni yang tinggi, sadar atau tidak sadar.
Sebab, mereka memiliki tingkat kepuasan kerja tersendiri, yang hanya
mereka sendiri bisa merasakannya.

Mereka puas melihat pekerjaan yang baru setengah jadi, karena di
tahap itu mereka melihat sebuah "karya seni" yang memantulkan
keindahan sebuah karya yang terbentuk dari bahan-bahan baku yang
semula tidak berbentuk apa-apa, menjadi sebuah produk bernilai tambah.

Para seniman umumnya adalah orang-orang jenis PK. Mereka kerja tidak
pernah dan tidak mau terburu-buru. Mereka juga umumnya merupakan
sosok-sosok perfeksionis, pribadi-pribadi yang selalu menghendaki
kesempurnaan karya. Oleh sebab itu, mereka selalu mengambil jedah
waktu setiap kali pekerjaannya mencapai tahapan 5%, 10%, 20% .. dan
seterusnya, sampai karyanya selesai.

Dan tidak hanya seniman. Kalau pemahat menikmati setiap gerakan
pahatnya memecah batu yang akan dijadikan patung, pelukis menikmati
setiap olesan kuasnya di kanvas, dan pemusik menikmati setiap bunyi
nada yang timbul dari tuts piano, senar gitar atau tabuhan perkusi,
maka seorang pemrogram komputer menikmati setiap baris pengkodean
programnya, seorang arsitek dan insinyur bangunan menikmati setiap
tahapan dari pembangunan proyeknya, seorang pengarang buku selalu
menikmati setiap alinea dari naskahnya.

Demikian seterusnya.
Dari mereka yang berjenis PK inilah biasanya dapat diharapkan hasil-
hasil karya yang bermutu tinggi, ditambah dengan nuansa keindahan
yang maksimal.

Bagaimana dengan mereka yang Penikmat Hasil (PH)?

Seorang Penikmat Hasil adalah orang yang bekerja berdasarkan tenggat
waktu (dead line). Tenggat waktu itu kalau bukan datang dari klien
atau pelanggannya, biasanya malah datang dari dirinya sendiri.

Figur PH memang figur yang bekerja berdasarkan target dan batas-batas
waktu. Mereka menginginkan produknya cepat jadi, dan selalu terburu-
buru ingin menyaksikan produk finalnya seperti apa.

Oleh sebab itu, PH tidak menikmati tahapan-tahapan pekerjaan
sebagaimana yang dilakukan oleh seorang PK. Kalau PK menginspeksi
progres pekerjaan dengan intuisi serta rasa estetika dan insting seni
yang tinggi, maka tidak demikian dengan orang PH.

PH bekerja mengacu pada kriteria. Setiap tahapan yang dianggap
memenuhi kriteria, sudah cukup untuk meloloskan produk ke proses
berikutnya. Tidak ada polesan tambahan, re-evaluasi mau pun
modifikasi ketika karya sedang dalam tahapan proses pembuatan.

Dikotomi PK vs PH menunjuk kepada perilaku individual, namun demikian
berpengaruh besar dalam semua bidang yang digeluti oleh masing-masing
orang, termasuk dalam bidang bisnis.

Tipe PH dalam perusahaan tampaknya akan lebih sesuai jika ditempatkan
pada unit-unit kerja produksi dan pelaksana, yang selalu dikejar dead
line, target-target tertentu, beroperasi berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures) yang baku, serta standar-standar kualitas.

Ini juga sebabnya mengapa pada belakangan ini, banyak perusahaan yang
mencantumkan persyaratan "berorientasi pada hasil" (Result Oriented),
bagi para kandidat yang ingin melamar posisi-posisi tertentu saat
rekrutmen.

Sementara orang PK, lebih cocok jika diberikan posisi-posisi yang
bersifat perencanaan, rancang bangun, serta penelitian dan
pengembangan (Litbang/RND= research and development) .

Dalam dunia usaha, alangkah baiknya bila orang-orang PK adalah juga
orang-orang yang berkepribadian tipe "D" (dominan, lihat artikel
sebelumnya "Sudah Sesuaikah Bidang Usaha Anda Dengan Tipe Kepribadian
Anda").

Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa figur PK merupakan orang-orang
yang cenderung perfeksionis, sehingga tidak merasa nyaman dengan
tenggat-tenggat waktu yang diberikan orang lain (klien, pelanggan dan
lain-lain).
Oleh karenanya, kelompok PK akan lebih baik kalau memilih bidang-
bidang usaha yang menempatkan kedudukan mentalnya lebih tinggi dari
pihak klien, seperti konsultan, pengacara, pengelola/pemilik lembaga
pendidikan atau pelatihan, serta penyelenggara seminar (yang bukan
semata-mata sebagai event organizer). Yang paling gamblang adalah
berkecimpung di "kuadran S" (self employed), sebagai seniman
individual di bidang seni lukis atau seni rupa.

Di lain pihak kelompok PH yang sudah terbiasa bekerja di bawah
tekanan tenggat waktu, sangat ideal kalau dirinya juga
berkepribadian "S" (service=pelayanan) . Dengan demikian, kelompok
ini akan sangat sukses manakala harus melayani kliennya secara penuh.

Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
E-mail: rusman@gacerindo. com
Web: http://www.gacerind o.com
Blog: http://rusmanhakim. blogspot. com
Mobile: 0816.144.2792

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Eagle Belt Buckles